9:18/60508
Pertengahan tahun 1997 saya menerima paket dari Palembang yang bisa saya ambil di Kantor Pos Ujungberung Kota Bandung. Dimana saya tinggal tidak jauh dari sana Kantor Pos. Paket tersebut dikirimkan oleh orang tua saya sendiri, memang saya sudah mengetahui sendiri apa isi paket tersebut tetapi yang menjadi penasaran bagi saya jenis dari paket itu saya belum tahu pasti.
Sesampai di Kantor Pos, saya langsung menunjukkan salinan paket yang dikirimkan orang tua saya kepada petugas Paket dan langsung diajak menuju gudang di belakang Kantor Pos untuk melihat dan mengambil isi paket. Dengan sedikit senyum dikulum barulah rasa penasaran itu hilang begitu melihat sepeda motor astrea impressa tahun 1997.
BG6494MN ini masih terasa baru karena baru di pakai 3 bulan di Palembang, semua masih original dan istimewa..”kayak di iklan jual/beli aja” hehe. Ketika saya keluarkan BG6494MN dari gudang penyimpanan Kantor Pos, ada suara yang mengumpat dari sebelah gudang ”dibeure motor mah anteng wae, seuri kitu..” dalam hati saya ini hati udah dari tadi senyum bahagia. Gmana ngak, saya sudah membayangkan bisa lepas dari kemacetan dan bisa pergi pulang dengan lancar. Dari komentar siswi praktek lapangan di Kantor Pos, saya tidak pedulikan dan langsung bergegas menuju SPBU karena kondisi BG6494MN dalam keadaan tanpa bensin sehingga saya buru-buru membeli bensin tak jauh dari Kantor Pos kira-kira 200 meter. Upaya saya secepatnya membawa pulang BG6494MN dan langsung di bawa muter-muter Kota Bandung euy.
Dengan BG6494MN ini hampir semua wilayah dan sudut Kota Bandung serta penyanganya sudah saya kunjungi seperti Ciwidei, Lembang, Jatinangor, Sumedang dll. Biasanya teman-teman kampus selalu mengadakan touring setiap akhir bulan. Ada banyak kisah cinta di BG6494MN, karena selama 8 tahun di Bandung saya hanya mempunyai hubungan special kepada dara asal Cikampek. Memang hubungan kami tidak berakhir dengan bahagia tapi proses yang kami lakukan sangat membuat kami bahagia diempat tahun pada kurun waktu 1997 – 2000. Karena waktu yang begitu cepat untuk memberikan kami pilihan yang sulit untuk di tahan, sebuah akhir hubungan tanpa batas yang menyenangkan memang. Semua menerima dengan hati yang ikhlas dan lapang dada demi sebuah kebahagian.
Di Tahun 2000 BG6494MN berpindah ke Cikampek selama 6 bulan, sesuai dengan kondisi saya sebagai sarjana fresh graduate untuk bisa bekerja di daerah industri sampai ID Card Cikampek saya punya. Hal ini untuk mempermudah dalam proses bekerja karena RAS pribumi dan domisili. Proses ini tidak berjalan sesuai dengan harapan untuk bisa pendekatan ke Mojang Cikampek, yang akhirnya membuat harapan itu menjadi lepas. Di tahun 2001 akhir BG6494MN kembali hijrah ke Jakarta, dengan melewati jalur Puncak Cipanas Bogor, sebentar mampir untuk sholat lohor di Masjid Atta’awun puncak yang didirikan tahun 1997 dan diresmikan pada tahun 1999 oleh Gubernur Jawa Barat R. Nuriana juga sebagai pemrakarsa berdirinya Masjid Atta’awun. Sembari makan siang di sisi kiri Masjid yang banyak menyediakan masakan ala Sunda.
Jam 14 siang itu cuaca dingin diliputi kabut yang mulai turun sehingga jarak pandang kearah Kota Bogor menjadi tak tampak lagi. Memang menyejukkan hati suasana dingin di sana dan pandangan mata menjadi jernih dan terang melihat kebun teh yang hijau bak permadani tanpa batas, semua akan menjadi betah berlama-lama berada di Puncak ketinggian Kota Bogor. Mungkin lebih menarik dan terasa indahnya dunia kalau kita menyempatkan diri datang ke Puncak Bogor pada malam hari. Kalau memandang ke bawah kita akan menemukan kilauan lampu Kota Bogor bak hamparan permata, memandang ke atas kita akan menemukan bintang-bintang yang berkilau membentuk suatu padanan bintang pari dan lainnya. Nah lho..kok jadi menyimpang alur ceritanya nih, tapi bener-bener asyik lho di Puncak.
Kira-kira jam 17 sore saya sudah berada di Rumah Pondok Petir daerah Parung dengan melewati jalur Bogor – Parung yang masih kental suasana perkampungannya. Baru bias lega pikirku seharian berada dijalanan seperti habis mengukur jalan Bandung Jakarta.
BG6494MN tidak berada lama di Jakarta, hanya 5 bulan saja tepatnya januari sampai mei 2002 karena saya diminta untuk pindah domisili ke Palembang. Terasa berat memang untuk meninggalkan pulau jawa, pulau fantastis untuk tetap kita jaga dalam kesatuan NKRI.
Di pertengahan Juni 2002 BG6494MN menetap dan kembali ke Palembang sebagai usulan dan permintaan dari orang tua dan bekerja di sana. Sesampainya di Palembang saya langsung menyusun lamaran pekerjaan ke beberapa Universitas dan STMIK pada posisi dosen komputer. Alhamdulillah setelah menjalani berbagai test saya dinyatakan diterima sebagai dosen Universitas Bina Dharma (UBD) Palembang, dengan tetap bersama BG6494MN sebagai transportasi dari rumah di polygon Bukit Besar ke Plaju, bisa di tempuh dalam waktu 20 menit dengan hanya melewati rute jembatan ampera / sungai musi yang membela kota palembang menjadi 2 bagian. Anda tahukan Jembatan Ampera yang menjadi kebanggaan wong Palembang..! jembatan hasil dari warisan penjajahan Jepang di Indonesia.
BG6494MN pernah di pakai oleh saudara saya untuk keperluan transportasi di Kabupaten Muara Enim sampai saya kembali pindah ke Jakarta dengan kondisi pekerjaan yang sama tetapi perusahaan yang berbeda mulai tanggal 6 Desember 2004 sudah mulai bekerja di AJB Bumiputera 1912. Dua Tahun 3 bulan saya menjadi dosen di UBD Palembang. Dalam kurun waktu itu sangat fantastis pengalaman yang saya dapatkan mulai dari pengalaman hidup, pekerjaan, hubungan dan kekeluargaan.
Di Jakarta saya bekerja sebagai staf jaringan di Departemen TI AJB Bumiputera 1912 di Kantor Woltermonginsidi/Kebayoran. Karena rumah dan kantor hanya 10 menit di tempuh dengan bajaj atau ojek. Barulah di akhir tahun 2007 BG6494MN kembali di kirim ke Jakarta untuk transportasi saya dari rumah pondok petir ke kantor, karena perpindahan rumah di jalan Brawijaya 1 No. 18. ke daerah Parung Bogor. Mengingat saudara saya tidak ada yang menggunakan BG6494MN.
BG6494MN masih setia menemani saya dalam mengarungi kemacetan kota Jakarta, mungkin untuk menganti BG6494MN dengan yang lainnya bisa saja saya lakukan, seperti saran teman-teman tetapi bukan bentuk nilai sebuah kendaraan yang menjadi fokus utamanya tetapi keinginan saya untuk tetap merawat dan memperbaiki kembali BG6494MN menjadi seperti baru kembali. Dan ada sebuah ikatan emosional antara saya dengan BG6494MN dari tahun 1997 sampai 2008 ini. Ukuran sebuah BG6494MN terasa masih enak dipakai dan tidak banyak rasa sombong pada diri saya untuk tetap memakai BG6494MN. Anda boleh berkomentar bahwa setiap barang yang baru atau mahal akan membuat kita menjadi tinggi hati dan takut kehilangannya karena nilainya kan dan ini akan membuat kita menjadi sombong. Perlu kita ingat bahwa barang bukan untuk kita banggakan tetapi lebih sebagai nilai untuk menolong dan membantu sesama dalam mengumpulkan amal kita.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar